Menu

Mode Gelap
Polisi: Diplomat Arya Daru Tak Dibunuh, Tapi Luka-Luka di Tubuhnya Bikin Merinding ‘Kenali, Pahami, Empati’: Album Baru SIVIA yang Dibumbui Amarah dan Proses Menjadi Manusia Kenalkan Padel dan Sepatu Baru, Begini Strategi ASICS Garap Pasar Anak Muda Indonesia Vanenburg Dicoret dari SEA Games 2025, PSSI Ungkap Alasannya QRS Travel Ungkap Dirugikan Rp1,2 Miliar oleh PB HMI, Sebut Tak Ada Itikad Baik “Fakta Kelam di Balik Hari Anak Nasional: 15 Ribu Anak Jadi Korban Kekerasan Sepanjang 2025”

Ekonomi

Main Saham Modal Receh: Panduan Ngulik Cuan dari Rp100 Ribu Sampai Jadi Sultan Lot

badge-check


					Gambar Ilustrasi  (foto:Ist) Perbesar

Gambar Ilustrasi (foto:Ist)

PRABA INSIGHT- Dulu, yang bisa main saham itu cuma dua: orang kaya dan karakter sinetron FTV yang ngomongnya pake istilah “portfolio, kapitalisasi, dan buying power”.

Tapi sekarang? Anak kosan yang masih galau milih Indomie goreng atau rebus pun sudah bisa jadi investor pasar modal.

Syukur-syukur kalau dari cuan saham, akhirnya bisa pindah kos yang kamar mandinya nggak nyatu sama sumur tetangga.

Main saham sekarang gampang banget. Serius. Gampang kayak nyeduh Pop Mie.

Tinggal buka HP, install aplikasi sekuritas, upload KTP, isi saldo (yang bisa dimulai dari Rp100 ribu), dan… voila! Anda sah menjadi bagian dari pasar modal Indonesia. Sumpah, nggak perlu jas atau dasi.

Tapi ya, jangan mentang-mentang udah punya akun, terus asal beli saham yang kodenya mirip nama mantan.

Main saham itu bukan kayak milih pasangan pakai zodiac harus ada ilmunya.

Dan artikel ini bakal jadi GPS buat kamu yang pengen jadi investor sejati, dari yang modalnya receh sampai yang siap goreng saham pakai minyak cuan.

Level 1: Pemula Goblok-Goblok Lucu (Tapi Mau Belajar)

Pertama-tama, mari luruskan pemahaman: saham bukan judi. Ini investasi.

Saham itu bukti bahwa kamu punya sebagian kecil dari perusahaan. Jadi kalau kamu beli saham BBRI (Bank BRI), artinya kamu ikut punya perusahaan yang tiap tahun ngasih kredit KUR ke tukang bakso dan warung kelontong itu.

Caranya?

1. Download aplikasi sekuritas: Ajaib, Bibit, IPOT, Mirae, Stockbit, dsb.

2. Daftar pakai KTP dan rekening bank.

3. Isi saldo. Minimal Rp100 ribu udah bisa beli saham fraksi.

4. Mulai beli saham. Jangan lupa: 1 lot = 100 lembar saham.

Contoh harga saham per Mei 2025 (Data RTI Business):

BBRI = Rp5.700 (1 lot = Rp570.000)

TLKM = Rp4.200 (1 lot = Rp420.000)

Tapi pakai Ajaib/Stockbit bisa beli cuma 1 lembar alias Rp5.700-an aja!

Level 2: Mulai Pede, Tapi Masih Sering Salah Beli

Setelah sukses beli saham, biasanya muncul dua reaksi:

1. “Anjir, naik 2 persen! Besok pensiun dini!”

2. “Wah turun 3 persen, harusnya kemarin beli Indomie aja.”

Ini fase galau. Dan wajar. Tapi jangan berhenti. Di sini kamu mulai belajar analisis. Nah, analisis itu ada dua kubu:

A. Analisis Fundamental (AF)

Ini gaya mainnya investor jangka panjang. Mereka ngulik laporan keuangan perusahaan, cek utang, cek laba, cek dividen, bahkan kadang lebih hafal isi laporan tahunan dari hafal harga cabai di pasar.

Indikator kunci:

PER (Price to Earnings Ratio)

PBV (Price to Book Value)

ROE (Return on Equity)

Contoh: BBRI di 2023 (Data dari Laporan Tahunan BBRI)

Laba: Rp60,4 triliun

ROE: 21,5%

Dividen yield: 4,8%

Intinya: BRI bukan cuma bank rakyat, tapi juga bank pemilik cuan besar.

B. Analisis Teknikal (AT)

Ini untuk yang suka grafik, candlestick, dan indikator aneh kayak RSI, MACD, atau Bollinger Band.

Cocok buat yang pengen trading harian atau mingguan. Tapi hati-hati, kalau belum paham, kamu bisa jadi korban market yang “digoreng” bandit saham.

Level 3: Mahir, Cuan Mulai Terasa, Tapi Nggak Lupa Diri

Kamu udah ngerti cara beli, udah ngerti analisis. Sekarang waktunya main cantik pakai strategi. Nah, ini beberapa gaya mainnya:

1. Buy & Hold

Beli saham bagus, simpan lama, panen dividen dan capital gain. Mirip naksir orang yang nggak ganteng tapi rajin kerja. Lama-lama kelihatan hasilnya.

2. Dollar Cost Averaging (DCA)

Beli saham yang sama secara berkala, misalnya tiap tanggal 1. Tujuannya, harga beli kamu jadi rata-rata.

Ini cocok buat kamu yang penghasilan tetap tapi tetap pengin investasi konsisten.

3. Swing Trading

Beli waktu murah, jual waktu naik. Gaya ini butuh nyali dan waktu buat mantengin chart. Cocok buat yang mentalnya kuat lihat warna merah tanpa pengen uninstall aplikasi.

Tips Anti Boncos: Main Saham Tapi Tetap Waras

1. Jangan Pakai Uang Kebutuhan

Uang belanja jangan dialihin buat beli saham. Serius. Saham naik-turun.

Tapi kalau nasi di dapur kosong, hidupmu bisa ambruk lebih dulu.

2. Jangan All-in di Satu Saham

Diversifikasi, bro. Biar kalau satu saham anjlok, yang lain bisa nutupin.

Jangan semua ditalenin ke satu saham cuma karena CEO-nya mirip aktor Korea.

3. Pakai Stop Loss

Kalau saham turun 10% dari harga beli, jual aja. Jangan gengsi.

Lebih baik rugi kecil daripada rugi total kayak kisah cinta yang dipaksakan.

4. Ikuti Edukasi Gratis

BEI, sekuritas, dan komunitas saham sering adain kelas gratis.

Coba cek IG @idx_channel, Ajaib Academy, dan YouTube Stockbit.

Saham Bukan Jalan Instan, Tapi Bisa Jadi Jalan Panjang Menuju Kebebasan Finansial

Investasi saham itu bukan perkara hoki atau insting. Ini perkara ilmu, disiplin, dan sabar.

Tapi bukan sabar pasif sabar yang aktif belajar, rajin baca laporan, dan tahu kapan harus beli, tahan, atau jual.

Ingat: kamu nggak perlu jadi anak konglomerat untuk mulai investasi. Kamu cuma butuh satu hal: kemauan belajar dan konsistensi.

Kalau dari modal Rp100 ribu kamu bisa mulai perjalanan jadi investor, siapa tahu 10 tahun lagi, kamu udah bisa bilang ke anakmu:

“Dulu, Bapak beli saham BBRI cuma Rp5.700, sekarang udah Rp25 ribu.”

Dan anakmu jawab: “Bapak keren.”

 

Referensi & Sumber:

Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id)

OJK (www.ojk.go.id)

RTI Business

Laporan Tahunan Emiten (BBRI, TLKM)

Ajaib Academy & IDX Virtual Trading

 

Penulis : Ivan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Bukan Nyari Panggung, Sufmi Dasco Justru Bikin Politik Terlihat Nggak Seram-Seram Amat

15 Juli 2025 - 09:17 WIB

“Renald Kasali untuk BIN: Solusi dari Akademisi, Bukan dari Alumni Koalisi”

13 Juli 2025 - 12:55 WIB

“Resmi! Bank DKI Kini Bernama Bank Jakarta: Dari Daerah ke Panggung IPO”

22 Juni 2025 - 16:28 WIB

Utang Negara Tembus Rp7.000 Triliun, BI Bilang: “Santai Aja, Masih Terkendali Kok!”

18 Juni 2025 - 07:54 WIB

Ojol Mau Jadi Karyawan Tetap? Kata Menteri UMKM: Yang Lolos Cuma Segelintir, Sisanya Tetap Pejuang Jalanan

18 Juni 2025 - 03:47 WIB

Trending di Ekonomi