PRABA INSIGHT – Di tengah kekhawatiran bahwa robot akan merebut pekerjaan manusia, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) malah sibuk bikin robot ngobrol yang ngerti Bahasa Jawa, Sunda, Batak, sampai Bali.
Namanya Sahabat-AI, walaupun jujur saja, lebih terdengar kayak nama karakter sinetron edukatif tahun 2000-an.
Teknologi ini sebenarnya adalah kecerdasan buatan alias AI berbasis large language model (LLM) versi canggih dari chatbot yang nggak cuma bisa jawab, tapi juga bisa sok paham konteks lokal.
Katanya sih. Dan jangan anggap remeh, parameter-nya sekarang sudah 70 miliar. Itu angka, bukan harga saham GOTO (meski mungkin mereka berharap angkanya bisa mirip).
Kolaborasi ini hasil kawin teknologi antara GOTO dan Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT).
Jadi kalau kamu selama ini merasa ngobrol sama chatbot Gojek itu kayak ngomong sama tembok, harapannya sekarang tembok itu bisa nyaut balik. Pakai logat Medan pula.
Robot Canggih untuk Masalah Sehari-hari: Salah Pesan GoFood
Direktur Utama GOTO, Patrick Walujo, bilang Sahabat-AI ini dirancang agar bisa membantu masyarakat secara cepat, murah, dan nggak bikin kepala cenat-cenut.
Contohnya? Biar kalau kamu lagi lapar dan salah pencet menu di GoFood, kamu bisa marah-marah pakai Bahasa Bali, dan robotnya tetap paham maksudmu. Fantastis.
Oh iya, teknologi ini juga dipromosikan bisa bantu kerjaan customer service, alias bisa ngasih solusi tanpa harus bikin kamu nunggu seabad dulu baru dibales, cuma untuk disuruh “restart aplikasi, ya kak.”
Analis Pasar: AI Ini Potensial, Asal Nggak Error di Tengah Jalan
Para analis keuangan langsung pasang telinga. Gani dari OCBC Sekuritas bilang kalau Sahabat-AI ini punya potensi besar, soalnya efisien dan nggak butuh GPU segede bus TransJakarta.
“Mungkin nanti bisa ngolah video juga, bukan cuma teks dan suara,” katanya. Jadi, barangkali tahun depan Sahabat-AI bisa disuruh bikin vlog juga.
Tapi intinya: GOTO dinilai serius menggarap pasar AI lokal yang selama ini didominasi jargon-jargon berbahasa Inggris dan robot-robot yang lebih ngerti “hello” daripada “halo, bang pesanan saya mana?”
Dan karena GOTO adalah kerajaan digital paling besar di Indonesia (setidaknya versi presentasi PowerPoint mereka), AI ini diharapkan jadi alat monetisasi.
Biar segala transaksi kamu, dari beli kopi sampai bayar parkir, bisa masuk ke mesin uang yang makin efisien dan hemat biaya. Ya, hemat buat mereka, bukan buat kita.
Analis dari BRI Danareksa Sekuritas tetap optimis dan merekomendasikan “buy” saham GOTO. Targetnya Rp110. Sementara CLSA bahkan lebih optimis: Rp115.
Katanya, penjualan Tokopedia ke Tiktok bikin GOTO makin fokus ke bisnis yang menguntungkan. Alias: buang yang berat-berat, simpan yang bikin cuan.
CLSA juga menyebut bahwa kolaborasi dengan Tiktok itu ibarat duet maut. Tokopedia dapet akses ke jutaan pengguna Tiktok, dan Tiktok dapet jalur e-commerce lokal.
Win-win lah, meski bagi sebagian orang, rasanya kayak nonton dua raksasa bisnis main catur di atas kepala rakyat kecil.
Dan sekarang, Sahabat-AI ikut jadi pion dalam permainan besar itu. Bisa bantu kamu pesan makanan, cari informasi, bahkan jadi teman curhat virtual.
Tinggal tunggu waktu saja sampai dia bisa bantu kamu jawab “Kapan nikah?” dari tante di WhatsApp grup keluarga.
Penulis: Yohanes MW | Editor: Ivan