PRABA INSIGHT – ACEH – Bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh kembali bikin repot seluruh pelosok daerah. Air naik, tanah bergerak, rumah hanyut dan di tengah kekacauan itu, Gubernur Aceh H. Muzakir Manaf alias Mualem tampil dengan pesan yang langsung nancep: para kepala daerah jangan cengeng!
Mualem menegaskan bahwa para bupati dan walikota yang daerahnya terdampak bencana tidak boleh menyerah atau bersembunyi di balik meja kantor. Situasi darurat, menurutnya, justru harus dihadapi dengan turun langsung dan membantu warga.
“Jangan cengeng lah orangnya jadi bupati, itu saja udah mengundurkan diri. Jangan lemah, kita harus proaktif membantu masyarakat. Jangan lari dari tanggung jawab, jangan ambil alasan tidak tahu,” ujar Gubernur Mualem, Kamis (4/12/2025).
Menurutnya, kalau ada kepala daerah yang tidak sanggup bekerja menghadapi bencana, lebih baik mundur saja.
“Kalau ada bupati atau walikota yang cengeng menghadapi situasi seperti ini, lebih baik mundur saja. Masih banyak yang siap menggantikan,” tegasnya.
Tak hanya memberi teguran keras, Mualem juga meminta seluruh instansi terkait untuk terlibat aktif dalam penanganan banjir, mulai dari distribusi bantuan darurat hingga pendataan kerusakan.
Ia menyebut beberapa wilayah mengalami dampak paling parah: Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, Bireuen, Takengon, hingga Bener Meriah. Fokus pemerintah saat ini adalah mengirim bantuan mendesak seperti sembako dan kebutuhan dasar lainnya.
Namun, persoalan terbesar justru menunggu setelah banjir reda. Ribuan rumah warga rusak atau hanyut, dan proses pemulihannya dipastikan memerlukan biaya besar.
“Kita memerlukan anggaran besar untuk membangun kembali rumah-rumah warga. Diperkirakan lebih dari 20 ribu unit rusak di wilayah seperti Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, Bireuen hingga Pidie Jaya,” kata Mualem saat berada di Aceh Timur.
Intinya, Aceh butuh pemimpin yang tahan banting. Dan dalam urusan ini, Mualem sepertinya ingin memastikan satu hal: tidak ada ruang untuk kepala daerah yang gampang mengeluh.
Penulis : Ristanto | Editor : Ivan







