PRABA INSIGHT- Di saat sorotan publik tertuju pada kisah-kisah kelam penipuan online yang menjerat ratusan WNI di Kamboja, suara berbeda datang dari Phnom Penh.
Bagi Iswandi Atsauri Wijaya, Sekretaris Jenderal Asosiasi Investor Indonesia -Kamboja, narasi yang berkembang terlalu menyudutkan.
Ia menyayangkan bahwa Kamboja kini seolah dicap sebagai negeri penuh jebakan kerja ilegal, padahal banyak WNI justru meniti hidup yang layak dan bermartabat di sana.
“Jangan buru-buru menilai. Di balik berita soal scam, ada ribuan warga kita yang hidupnya berubah karena bekerja dengan jalur yang benar di Kamboja,” ujarnya.
Antara Peluang dan Jerat
Data Kementerian Luar Negeri RI menunjukkan fakta yang tak bisa diabaikan. Sepanjang 2022, lebih dari 800 kasus penipuan kerja melibatkan WNI di Kamboja.
Hingga kuartal ketiga 2024, jumlahnya melonjak drastis menjadi lebih dari 2.300 kasus dan data imigrasi kamboja menyebut lebih dari 150.000 WNI masuk kamboja.

Iswandi saat mengunjungi WNI yang bekerja di Kamboja (foto:Ist)
Mayoritas korban tergiur tawaran gaji tinggi sebagai customer service atau digital marketing, yang ternyata berujung pemaksaan kerja ilegal di situs penipuan daring.
Namun Iswandi punya pandangan lain. Ia menekankan bahwa akar persoalan bukanlah negaranya, melainkan cara masuknya.
“Yang jadi korban adalah mereka yang direkrut oleh agen ilegal, tanpa kejelasan, tanpa pengawasan. Bukan karena mereka bekerja di Kamboja, tapi karena mereka berangkat tanpa jalur yang benar,” katanya tegas.
Jalur Yang Benar, Hidup Lebih Aman
Asosiasi Kamboja Indonesia selama ini berperan sebagai jembatan bagi para WNI yang bekerja secara legal di Kamboja.
Iswandi mengaku pihaknya kerap menerima laporan dan bahkan membantu pemulangan korban scam.
Namun ia menyebut hal itu bisa dicegah sejak awal bila para pekerja mau menggunakan jalur benar.
“Asosiasi membantu bagi para WNI untuk menjadi member agar terlindungi selama berada dikamboja, kami tahu di mana mereka kerja, Kalau ada masalah, kami bisa bantu langsung. Tapi kalau mereka datang dari pintu belakang, siapa yang bisa jamin?” ungkapnya.
Seruan untuk Pemerintah: Buka Jalur Legal
Melihat situasi yang kian kompleks, Iswandi menyerukan agar pemerintah Indonesia dan Kamboja menjalin kerja sama bilateral dalam bidang penempatan tenaga kerja.
Menurutnya, penguatan jalur legal justru menjadi benteng utama untuk menekan angka penipuan kerja.
“Bukan melarang orang kerja ke luar negeri, tapi memberi jalan yang benar dan aman. Kita ini punya banyak tenaga muda yang terampil, mereka butuh arahan, bukan ketakutan,” ucapnya.
Melihat Kamboja Lebih Jernih
Stigma sebagai sarang scam tak sepenuhnya mencerminkan realitas. Di balik berita kelam, ada ribuan kisah WNI yang hidup tenang, menghidupi keluarga, dan membangun karier secara halal di Kamboja.
Iswandi menegaskan, pemberitaan yang timpang hanya akan menutup peluang bagi banyak orang yang sebenarnya bisa sukses.
“Kamboja itu bukan cuma tempat orang tertipu. Kamboja juga tempat banyak WNI menjemput masa depan. Kita harus lihat gambaran utuhnya,” pungkasnya.
1 Komentar
Saya sepenuhnya setuju dengan pernyataan Pak Iswandi. Terlalu sering opini publik dibentuk hanya berdasarkan potongan berita tanpa melihat fakta dan dinamika di lapangan. Dunia usaha, khususnya hubungan dagang Indonesia-Kamboja, membutuhkan pemahaman yang objektif dan mendalam. Langkah Asosiasi Investor Indonesia-Kamboja dalam membuka jalan bagi WNI yang ingin bekerja dan mendorong kerja sama konkret patut diapresiasi. Kita butuh lebih banyak tokoh yang berpikir jernih dan mendorong sinergi, bukan sekadar menghakimi dari kejauhan