Menu

Mode Gelap
Rp1.200 Triliun Hilang ke Judi Online: Ekonomi Kita Jadi ATM Bandar Prabowo Muncul di Expo 2025 Osaka, Netizen Heboh Sambut Unggahan di X Pejabat dan “Tot Tot Wuk Wuk”: Netizen Gerah, Istana Sampai Ikut Angkat Suara Dari Jepang ke Amerika, Lanjut Kanada dan Belanda: Diplomasi Marathon Prabowo HANTU Sumsel Desak Kejaksaan Agung Periksa Walikota Palembang Ratu Dewa soal Fee Rp 84 Miliar Sandri Rumanama Ingatkan, Reformasi Polri Tak Cukup Struktural Tanpa Perubahan Kultur

News

May Day 2025: KPBI Siap Gebuk Kapitalisme dan Neoliberal

badge-check


					KPBI (Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia) ingin tampil beda.

Mereka tetap turun ke jalan, tetap teriak-teriak, tapi semua dilakukan dengan penuh kedewasaan: tertib, damai, dan tentu saja, penuh ideologi kelas pekerja.(Foto ; Ist) Perbesar

KPBI (Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia) ingin tampil beda. Mereka tetap turun ke jalan, tetap teriak-teriak, tapi semua dilakukan dengan penuh kedewasaan: tertib, damai, dan tentu saja, penuh ideologi kelas pekerja.(Foto ; Ist)

PRABA INSIGHT- Kalau biasanya Hari Buruh identik dengan orasi panas, teriakan lantang, dan kadang-kadang drama lempar sandal, tahun ini KPBI (Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia) ingin tampil beda.

Mereka tetap turun ke jalan, tetap teriak-teriak, tapi semua dilakukan dengan penuh kedewasaan: tertib, damai, dan tentu saja, penuh ideologi kelas pekerja.

Tema yang mereka usung pun nggak tanggung-tanggung: “Kapitalisme-Neoliberalisme adalah Musuh Kelas Pekerja.” Ya, musuhnya jelas dan tegas.

Bukan atasan galak, bukan HRD ngeselin, tapi sistem ekonomi global yang katanya bikin negara kayak sales asuransi jualan hak rakyat ke pihak swasta.

Sekjen KPBI, Damar Panca Mulya, alias Bung Oncom, menegaskan bahwa kapitalisme dan neoliberalisme itu kayak duo maut yang sukses bikin jurang ketimpangan makin dalam.

“Sistem ini bikin negara lupa tugas utamanya: melindungi rakyat, bukan malah ngejual rakyat,” ujar Bung Oncom penuh semangat, 26 April 2025 lalu.

KPBI juga nggak mau asal teriak tanpa arah. Mereka mendesak pemerintahan Prabowo untuk segera banting setir, keluar dari skema ekonomi neoliberal, dan balik ke jalan lurus ekonomi Pancasila. Karena kalau nggak, badai PHK bisa datang kapan saja, dan buruh lagi-lagi yang jadi korban.

Urusan logistik massa? Tenang. KPBI sudah siap menggerakkan sekitar 3.000 orang dari Bekasi, Karawang, Jakarta, dan Tangerang.

Mereka akan berbaris rapi dari Tugu Tani, lewat Kedubes AS (mungkin sekalian ngasih salam hormat?), terus ke Balai Kota, lalu finish manis di silang Monas, tepat di depan Patung Kuda yang legendaris.

Dan jangan takut, aksi ini dijamin kondusif. KPBI sudah ngobrol-ngobrol cantik sama Polda Metro Jaya supaya aksi May Day 2025 tetap aman, tertib, dan bebas dari drama nggak penting.

Bahkan KPBI juga ngajak serikat buruh lain dan elemen masyarakat buat gabung, biar May Day tahun ini lebih terasa kayak pesta solidaritas ketimbang ajang ribut-ribut.

“Perjuangan buruh itu sakral, jangan sampai dirusak oknum yang cuma cari panggung,” tutup Bung Oncom, mungkin sambil mengangkat poster bertuliskan “Lawan Neolib Sampai Ketupat Kering.”

Jadi, siap-siap saja. May Day 2025 bukan cuma soal jalan-jalan sambil bawa spanduk. Ini tentang menjaga marwah perjuangan buruh… dengan tetap santun, santai, dan—tentu saja—sat set sat set.

Baca Lainnya

Rp1.200 Triliun Hilang ke Judi Online: Ekonomi Kita Jadi ATM Bandar

21 September 2025 - 08:46 WIB

Pejabat dan “Tot Tot Wuk Wuk”: Netizen Gerah, Istana Sampai Ikut Angkat Suara

20 September 2025 - 12:05 WIB

Dari Jepang ke Amerika, Lanjut Kanada dan Belanda: Diplomasi Marathon Prabowo

20 September 2025 - 11:23 WIB

HANTU Sumsel Desak Kejaksaan Agung Periksa Walikota Palembang Ratu Dewa soal Fee Rp 84 Miliar

19 September 2025 - 13:00 WIB

Sandri Rumanama Ingatkan, Reformasi Polri Tak Cukup Struktural Tanpa Perubahan Kultur

19 September 2025 - 05:52 WIB

Trending di News