Menu

Mode Gelap
Luhut Umumkan Utang Kereta Cepat Diperpanjang 60 Tahun, SIAGA 98: ‘Aneh dan Tidak Lazim’ “Segala kekuatan dan kesanggupan mempertahankan Kemerdekaan yang ada pada mereka. Tidak akan surut seujung rambut pun” Bukan Cinta yang Abadi, tapi Utang Kereta Cepat Luhut Pastikan Tenornya 60 Tahun! Dedi Mulyadi Mau Cek ke BI Soal Dana Rp 4,17 Triliun: “Kalau Benar, Saya Pecat Semua Pejabat Saya!” Menkeu Purbaya Soroti Jual-Beli Jabatan di Bekasi: Reformasi Tata Kelola Daerah Belum Selesai Ribuan Orang Padati Velodrome, Haidar Alwi Tegaskan: “Polri Harus Tetap di Bawah Presiden Prabowo”

Regional

“Meski Dua Kebijakan Dibatalkan, Tuntutan Lengser untuk Bupati Pati Tak Surut”

badge-check


					Bupati Pati Jawa Tengah Sudewo (foto: Istimewa) Perbesar

Bupati Pati Jawa Tengah Sudewo (foto: Istimewa)

Kalau politik itu panggung drama, maka Pati sedang menayangkan serialnya sendiri. Pemeran utamanya: Bupati Sudewo. Episode terbaru? Dua kebijakan yang bikin warga naik darah PBB-P2 naik 250 persen dan sekolah lima hari resmi dibatalkan. Tapi plot twist-nya: warga tetap minta Sudewo turun.

Aliansi Masyarakat Pati Bersatu sudah menandai tanggal 13 Agustus 2025 sebagai hari “final season”. Di tanggal itu, ribuan orang akan memenuhi jalan. Ada yang niat protes, ada yang mau berpesta, tapi satu tagline mereka sama: “Sudewo lengser!”

Padahal, sang bupati sudah mencoba damage control. Kenaikan PBB-P2 dibatalkan Kamis (7/8/2025). Sehari kemudian, Jumat (8/8/2025), giliran aturan sekolah lima hari yang dihapus setelah ribuan santri, guru ngaji, dan ulama ramai-ramai menolak.

Sayangnya, bagi banyak warga, ini sudah lewat dari sekadar kebijakan. Ini soal ucapan dan gaya bicara yang dianggap terlalu “nyolot” untuk seorang bupati.

“Kami sepakat 13 Agustus lengserkan Bupati Sudewo. Mau mundur secara kesatria atau dilengserkan rakyat Kabupaten Pati? Merdeka!”Surpriyono alias Botok, Koordinator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu.

Ahmad Husein, aktivis aliansi yang lain, bahkan bilang mereka siap menurunkan 50 ribu orang untuk aksi nanti. “Warga Pati sudah terlanjur sakit hati. Pembatalan PBB-P2 itu belum cukup. Sudewo harus mundur.”

Tapi tidak semua kubu datang dengan wajah tegang. Gus Sahal Mahfudz dari Aliansi Santri Pati untuk Demokrasi justru menyebut demo mereka akan dikemas sebagai “pesta rakyat”.

“Kita datang dalam keadaan damai. Jangan sampai ditunggangi setan yang suka kerusakan dan permusuhan.”

Sementara itu, di kubu pendidikan, Ketua PCNU Pati, Yusuf Hasyim, menyambut positif keputusan kembalinya sistem sekolah enam hari mulai 11 Agustus 2025.

“Keputusan ini bukan cuma menjawab aspirasi masyarakat, tapi juga memperkuat sinergi pendidikan formal dan nonformal seperti TPQ dan Madin,” ujarnya.

PCNU bersama LP Ma’arif memang menemukan efek samping sekolah lima hari yang lumayan serius: murid kelelahan, kegiatan TPQ terganggu, dan Sabtu sering dipakai untuk hal-hal yang… yah, kadang lebih banyak rebahannya daripada belajar.

Akhir cerita? Semua mata tertuju ke 13 Agustus. Apakah Pati akan merayakan “pesta rakyat” atau menggelar “sidang rakyat” di jalanan? Yang jelas, dramanya masih panjang, dan ratingnya kemungkinan tinggi.(Den)

Baca Lainnya

Tamparan Kepala Sekolah di Banten: Ketika Niat Mendidik Disalahpahami

14 Oktober 2025 - 21:56 WIB

Viral! Pengantin Kabur Gegara Mahar Rp 3 Miliar, Polisi: Hoaks, Mereka Lagi Honeymoon

10 Oktober 2025 - 16:42 WIB

Mahar Rp 3 Miliar yang Ternyata Cek Kosong: Cinta, Drama, dan Kaburnya Sang Pengantin dari Pacitan

10 Oktober 2025 - 16:32 WIB

Tulang Bawang Barat Perkuat Aset Daerah: 26 Sertipikat Diserahkan di Bawah Pengawasan KPK

10 Oktober 2025 - 03:13 WIB

Solidaritas PSI Pemalang Ternyata Rungkad, Ketua DPD Diganti Lewat Pesan WA

26 Agustus 2025 - 19:53 WIB

Trending di Politik